SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Selasa, 12 Juni 2012

MODIFIKASI MARINE RADIO SGC SG-712 EX11








SGC Model SG712 EX11 adalah jenis marine radio. Saya mendapatkan radio ini dari pemberian salah satu teman saya, cuma sayang beberapa bagian di dalamnya tidak lengkap lagi seperti bagian Linear Power Amplifier, Band Pass Filter, Low Pass Filter dan bagian local oscilatornya tidak lengkap, X'tal 10.7MHz tidak ada dan pcbnya pecah sebagian sehingga saya harus memotongnya dan memodifnya dengan rangkaian local oscilator lain untuk unit Oscillattor Programmernya. Beruntung saya masih bisa mendapatkan X'tal 10.7MHz yang saya beli dari Pak Tono TDL sehingga besar harapan untuk menghidupkan radio ini lagi.

Untuk bagian Filter termasuk X'tal filternya masih lengkap terpasang 2 buah untuk LSB dan USB, karena radio ini hanya bekerja pada mode SSB tidak dilengkapi dengan mode AM. Filter bekerja pada 10.7MHz , frekwensi kerja dari 2 - 14.5MHz, dengan menggunakan Oscilator X'tal, 12 Channel dengan Selector Switch yang terpasang pada panel depannya. Jadi frekwensi kerjanya tergantung pada X'tal yang terpasang di soket pada bagian Oscillator Programmernya, kurang lebih sama seperti pada radio Yaesu FT180A. Output power dari radio ini antara 50 - 100 Watts.







Untuk pertama kali menghidupkan radio ini, mulai dengan memperbaiki perkabelannya karena pada saat saya dapat radio ini, jalur perkabelannya juga dalam keadaan amburadul dan banyak yang lepas.
Setelah semua perkabelan selesai di check dan diperbaiki, dan coba diberi tegangan 13.8V ternyata masih bisa hidup tapi baru terdengar suara mendesis saja di speakernya, coba saklar SSB dipindah dari posisi LSB ke posisi USB ternyata masih bekerja normal juga. Berikutnya ditest juga bagian2 lain yang masih ada dan hasilnya masih baik sehingga saya bisa menyimpulkan bahwa radio ini bisa di hidupkan lagi sebagaimana mestinya, tapi harus dibuatkan dulu beberapa unit kekurangannya seperti bagian Oscilator Local, Band Pass Filter, Low Pass Filter, Linear Power Amplifier dan Prea Amp Mic.

Pertama, saya harus menghidupkan dulu bagian receivernya dengan membuat Local Oscilator dulu.
Saya masih ingat bahwa saya masih menyimpan VFO unit yang masih lengkap dan masih bekerja normal yang saya lepas dari radio Kenwood TS120S seperti pada gambar berikut.





VFO ex Kenwood TS120S











VFO ini bekerja pada frekwensi antara 5.5 - 6.0MHz. Tegangan yang diperlukan untuk VFO ini hanya 5 Volts saja, untuk keperluan tegangan 5 Volts VFO ini pada unit Local Oscilator sudah tersedia melalui IC regulator 7805.

Kemudian frekwensi 5.5 - 6.0MHz dari VFO ini harus dicampur dulu dengan frekwensi Local Oscilator yang akan saya buat supaya bisa bekerja pada frekwensi kerja yang diinginkan.

Untuk bekerja pada frekwensi tertentu maka rumus untuk frekwensi kerja sbb :
Frekwensi VFO + Frekwensi X'tal - Frekwensi IF = Frekwensi Kerja

Contoh :

Untuk dapat bekerja pada Frekwensi 11MHz (26 Meters) maka diperlukan X'tal sbb :
VFO 5.5 sampai 6.0MHz + 16.200Mhz - 10,7 (10.6985 USB)
5.500 + 16.200 - 10,700 = 11.000MHz
6.000 + 16.200 - 10,700 = 11.500Mhz
Jadi dengan X'tal 16.200Mhz, akan bekerja pada 11.000 - 11.500Mhz.

Untuk dapat bekerja pada Frekwensi 7MHz (40 Meters) maka diperlukan X'tal sbb :
5.500 + 12.200 - 10.700 = 7.000Mhz
6.000 + 12.200 - 10.700 = 7.500Mhz
Jadi dengan X'tal 12.200Mhz, akan bekerja pada 7.000MHz - 7.500MHz

Untuk dapat bekerja pada Frekwensi 3.5MHz (80 Meters) maka diperlukan X'tal sbb :
5.500 + 8.700MHz - 10.700MHz = 3.500MHz
6.000 + 8.700MHz - 10.700MHz = 4.000MHz
Jadi dengan X'tal 8.700MHz, dapat bekerja pada Frekwensi 3.500MHz - 4.000MHz

Apabila nilai dari X'tal yang diperlukan tepat seperti diatas maka jarum skala pada VFO ex TS120S akan tepat pula penunjukannya. Sesuai dengan skalanya dari angka 0 - 500 sehingga kita tidak meraba-raba berapa frekwensi kerja pada saat sedang dipergunakan.
Gambar berikut adalah unit Oscilator Local yang saya rakit pada PCB lubang untuk 3 band, 26 meters, 40 meters dan 80 meters. tadinya saya ingin menambahkan untuk favorit frekwensi saya yaitu 11 Meters Band tapi berhubung sampai saat ini saya belum mendapatkan X'talnya, sehingga belum terlaksana.





Local Oscilator 3 Bands, 26, 40, 80 Meters



Local Oscilator 3 Bands
tampak bawah


Local Oscilator 26, 40, 80 Meters Band



Kinerja dari rangkaian Local oscilator ini sangat memuaskan dan cocok juga untuk diterapkan pada Yaesu FT180A sebagai pengganti Oscilator X'tal yang cuma 6 channel.
Jadi untuk rangkaian Local Oscilator ini bisa juga dipakai untuk radio2 lainnya yang menggunakan frekwensi IF 10.7MHz.

Berhubung radio marine SGC SG712 EX11 ini tidak lengkap atau sudah tidak ada lagi bagian Band Pass Filternya, maka saya harus membuat juga unit Band Pass Filter untuk 3 Bands, 26, 40, 80 Meters supaya bisa mereceive pada frekwensi2 tersebut dengan sempurna.




Skematik Band Pass Filter 3 Band 26, 40, 80 Meters


Gambar berikut adalah unit BPF yang saya buat pada pcb lubang untuk 3 bands. 3 buah relay 2 induk untuk memindahkan BPF sesuai bandnya melalui switch selector yang terpasang pada panel depan radio berbarengan dengan pindahnya band pada local oscilatornya juga.





Band Pass Filter 3 Bands, 26, 40, 80 Meters



Band Pass Filter 3 Bands
tampak bawah



Band Pass Filter dengan Local Oscilator



Band Pass Filter, Local Oscilator terpasang di SGC SG712 EX11


BERSAMBUNG

CARA MENGUKUR SWR



Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Ternyata masih banyak yang “confused” tentang cara pengukuran SWR yang benar ( maksudnya “Ternyata masih banyak yang belum sadar bahwa penunjukan SWR kadang bisa menipu” , dan ternyata “Masih banyak yang bingung tentang masalah panjang coax” ). Mari kita belajar membuktikan bahwa bacaan SWR kita yang biasanya kita pasang dibawah , dalam ruang TX seperti gambar SWR-2 kadang benar tapi kadang juga menipu kita. Lakukanlah hal2 berikut :

001
SWR meter adalah alat untuk mengukur seberapa match impedansi ANTENNA kita dengan coax. Karena yang diukur adalah antenna , idealnya ( pada awalnya ) pengukuran haruslah dilakukan pada antenna ( diatas tower ) seperti pada gambar SWR-1. Bahwa kemudian berkembang pengukuran dilakukan diujung bawah coax , itu tujuannya adalah agar praktis , teknisi tidak perlu sering/repot naik turun tower. Namun melakukan pengukuran dibawah sebetulnya lebih sulit , sebab yg diukur bukan ( langsung ) antenna. Untuk mengukur dibawah , sebetulnya lebih menuntut pengetahuan dasar yang lebih lengkap agar teknisi/operator tahu dan memahami jika menghadapi fenomena2 tertentu.

002
Pengukuran SWR idealnya dilakukan pada sambungan antara antenna dan coax , tetapi kita juga ingin belajar mengenal pengaruh2 jika pengukuran kita pindah & lakukan dibawah. Jadi pada percobaan ini kita sekaligus menggunakan keduanya ( memakai 2 bh. SWR meter. Belilah ( atau pinjamlah ) 2 bh. SWR meter YANG SAMA MERK DAN TYPENYA. Pasanglah yang 1 dibawah , didekat TX.

003
Dan pasanglah 1 bh SWR lain yang sama langsung pada antenna ( diatas tower ). Mestinya / idealnya tersambung langsung dengan antenna , tetapi karena pada prakteknya akan sulit dilakukan , kecuali jika kita menambahkan sepotong kabel jumper J1. Agar tidak terjadi perubahan impedansi jika ( ketika ) beban antenna masih reaktif ( salah ukuran atau belum benar nyetelnya ) maka buatlah jumper J1 yang panjangnya kelipatan ½ lambda electric ( = effektif ). Tentukan freq. percobaan. Dengan diketahuinya freq. maka lambda diketahui. karena lambda diketahui maka panjang coax yang ½ lamba ( atau kelipatannya ) juga kita temukan. Kalikan nilai ½ lambda tersebut dengan nilai velocity factornya kabel coax yg. dipakai ( tergantung jenis kabelnya ) maka ketemulah “panjang ½ lambda electric” alias “panjang ½ lambda effektif”nya. Buatlah jumper sepanjang itu ( tetapi makin akurat jika anda kurangi sedikit , karena panjang connector sebaiknya diperhitungkan sebagai bagian dari panjangnya kabel ).

004
Demikian juga jumper lainnya / J2 potonglah dengan cara yang sama ( tetapi panjang J2 ini kurang terlalu berpengaruh karena posisinya sudah ada “dibelakang” rangkaian SWR meter ).

005
L adalah coax panjang yang menghubungkan SWR bawah ke SWR atas. Pertama kali cobalah dengan panjang sembarang. Rangkaikan semua alat yg ada seperti gambar diatas. Diperlukan 2 orang untuk mempelajari pengujian ini. 1 orang diatas tower untuk membaca SWR-1 dan orang ke 2 diruang pemancar untuk membaca SWR-2. Keduanya saling berhubungan dengan menggunakan HT yg frekuensinya di stel jauh dari freq. kerja TX dan antenna yg diuji. Sebetulnya untuk mempermudah percobaan antenna bisa dipasang rendah menggunakan tiang pendek , tetapi perhitungkanlah , antenna harus ditempat bebas , jangan terlalu dekat ke pagar, talang, tembok, tanah , pohon agar pantulan, serapan dsb. yg terjadi tidak mempengaruhi impedansinya. Boleh rendah tetapi ditempat terbuka , misalnya untuk band 2 meter minimal 2 lambda diatas tanah.

006
Pakailah daya pemancar yg tidak terlalu tinggi ( misalnya 5 watt ). Pertama-tama stel antenna dengan SENGAJA pada stelan yg buruk / salah , misalnya agar SWR nya menunjuk angka tinggi ( katakanlah 1,5 : 1 ). Agar aman , semakin tinggi angka SWR yg anda sengaja pilih ( misalnya sampai 1,7 : 1 ) transmitnya pendek2 saja , yang penting teknisi yg ditower sudah sempat melihat nilai penunjukan SWR atas.SWR disini sengaja kita stel tinggi untuk “menciptakan” beban impedansi antenna yang REACTIVE.

007
Pada kondisi tsb. teknisi yg dibawah melihat penunjukan SWR-2 yg dibawah. Apa yang diketemukan ? Ternyata angka penunjukan SWR bawah TIDAK SAMA DENGAN SWR ATAS ( bisa lebih tinggi atau bisa sangat rendah ). Inilah yg kita sebut sebagai PENUNJUKAN SWR YANG MENIPU.

008
Perubahan angka SWR itu terjadi akibat transformasi sepanjang kabel dan itu hanya terjadi jika antenna reactive. Perubahannya bisa sedikit tapi bisa juga sangat besar ( tergantung dari 2 hal yaitu seberapa mismatch / melesetnya antenna , dan berapa kelebihan panjang COAX jika dihitung dari titik “kelipatan ½ lambda effektif” yang terdekat dari posisi SWR-2 ).

009
Pada kondisi kabel yang “sedang mengalami transformasi” semacam ini , kalau setiap kali panjang coax kita potong sedikit , maka bacaan pada SWR-2 akan berubah sedikit ( padahal / meskipun SWR-1 yang diatas tidak berubah dan tetap menunjukkan nilai sebenarnya ). Jadi awas !! Kalau anda berkali kali memotong memendekkan coax sampai akhirnya menemukan angka SWR-2 yang terendah ( bahkan mungkin 1:1 ) , sebetulnya itu hanya kondisi SWR dibawah , sedangkan antennanya sendiri tetap mismatch , dan pancaran anda tetap “terganjal” , hanya sedikit power yg berhasil lepas terpancar dari antenna.

010
Demikianlah , saat antenna reactive kondisinya , maka PANJANG COAX AKAN MEMPENGARUHI ( “MEMALSU” / MERUBAH PEMBACAAN ) SWR DIBAWAH. Jadi kalau anda me-motong2 coax sampai SWR turun , itu sebenarnya anda sedang menipu diri sendiri karena tanpa anda ketahui , SWR sebenarnya di antenna masih tetap tinggi ).

011
Sekarang percobaan kedua. Teknisi yg diatas tower menyetel antenna ( dengan melihat SWR-1 ) sampai SWR-1 terbaca minimum ( misalnya 1: 1 ). Ini artinya beban ( = antenna ) sudah berubah. Sekarang impedansinya sudah benar-benar 50 ohm RESISTIVE.

012
Apa yang kemudian terlihat di SWR bawah ? Sekarang SWR-2 dibawah akan menunjukkan angka yang sama dengan SWR atas yaitu 1 :1. Sekarang potonglah coax sedikit demi sedikit. Apa yang terjadi ? Ternyata panjang coax tidak mempengaruhi. Berapa kalipun coax anda potong , SWR-2 tetap menunjukkan 1:1. Artinya adalah : PADA BEBAN RESISTIVE , PANJANG KABEL TIDAK MEMPENGARUHI ( kecuali terhadap losses kabelnya. Semakin panjang kabel semakin besar lossesnya ).

013
Demikian cara membuktikan bahwa penunjukan SWR ( yang terpasang dibawah ) yang rendah itu belum tentu baik. Kalau angka rendahnya itu angka murni maka pancaran anda akan optimal , tetapi kalau angka rendah yg anda lihat itu adalah nilai palsu , maka sebenarnya anda telah ditipu SWR meter anda !! tanpa anda sadari bahwa anda sedang memancar kecil atau mungkin sangat kecil meski TX anda sedang mengeluarkan power besar.

014
Jika anda sudah menguasai perilaku antenna, coax dan SWR meter anda dengan benar , anda sudah mulai melangkah siap untuk menjadi QRP’er yang baik , dengan power kecil mampu berkomunikasi lebih jauh.

Kalau pemancar anda bekerja pada freq. pancaran yg tetap/fixed ( misalnya pada repeater ) atau jika pemancar anda bekerja pada freq. yang berpindah-pindah tapi dengan range yg. tidak terlalu lebar/tidak jauh dari centre freq. tertentu , saya sarankan membuat coax dari ruang pemancar sampai ke antenna yg panjangnya merupakan "kelipatan 1/2 lambda effektif" tersebut agar sistem yang anda bangun tersebut KEBAL ( tidak peduli apakah antennanya atau antenna penggantinya sedang dalam kondisi REACTIVE maupun RESISTIVE , penunjukan SWR nya akan tetap akurat menunjukkan nilai yang sebenarnya. Tetapi pada panjang yang diluar kelipatan itu, nilai transformasi bisa naik turun berulang ulang meskipun titik2 pengulangannya teratur dan bisa ditebak/dihitung ).

Selamat belajar !!

Bravo !! Djoko H ( formerly YC2BCG )x

Propagasi hari ini