SELAMAT DATANG DI BLOG RADIO TENGKORAK DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN MOHON MAAF APABILA KOMENTAR2 ANDA PADA BLOG INI BELUM DIBALAS KARENA KESIBUKAN RUTINITAS, TAPI AKAN SAYA BALAS SATU PERSATU, MOHON SABAR YA...SALAM TERBAIK

Rabu, 13 Juni 2012

MENGUKUR SWR DENGAN ME-MOTONG2 COAX

MENGUKUR SWR DGN. ME-MOTONG2 COAX HANYA COCOK JIKA DISERTAI “HATI YANG IKHLAS”.




Sumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT ( CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc )


Gimana kabar semuanya ? Apa penjelasan saya kemarin tentang SWR sudah cukup atau kalimat2 nya masih sulit dipahami ? Syukur kalau tidak ada kesulitan. Kalau itu sudah bisa dipahami , barulah sekarang saya bisa melangkah ke tahap lanjutannya.

Berikut ini adalah petunjuk yang “khusus diperuntukkan bagi mereka yang sudah terbiasa men-coba2 ( cara/persepsi yang salah bahwa ) matching antenna agar SWR di antenna bisa minimum , dengan cara mem-PRUNING coax ( potong / trimming sedikit demi sedikit , misalnya untuk band 2 meter setiap kali potong sekitar 2,5 atau 2 cm an )”.

Meski cara tsb, SALAH ( karena yg terkesan turun itu hanya nilai SWR didekat pemancar , namun SWR yg sebenarnya yaitu dititik sambungan antenna TETAP TINGGI ) , namun disini saya bisa / ingin memberikan solusi “win-win” agar hobby melakuan trimming pada coax itu tetap bisa digeluti terus , namun juga berkembang kearah yg tidak salah. Kebiasaan itu tetap boleh dipakai , tetapi saya akan memberikan batas2 nya. Ini dia caranya :

001
Silahkan hobby “menurunkan SWR dengan memotong-motong coax sedikit demi sedikit” itu ( posisi SWR meter diujung coax yg dibawah ) dijalankan terus.

002
Setiap kali coax anda pendekkan sedikit ( misalnya dipotong 2,5 cm ) maka kalau SWR meter dipasang lagi , bacaannya sudah berubah , bisa menuju lebih rendah atau menuju makin naik.

KALAU PADA PEMOTONGAN PERTAMA SWR NYA ( MENUJU ) LEBIH RENDAH : maka setiap kali anda potong lagi , SWR dititik itu akan semakin turun lagi , demikian seterusnya , sampai akhirnya pada satu titik dia mencapai nilai minimum tertentu. Nilai ini adalah nilai “palsu” karena yg rendah hanya dititik itu saja tetapi di antenna sebenarnya tetap saja tinggi. Kalau setelah itu pemotongan coax masih juga anda lanjutkan , SWR akan kembali bertahap naik lagi. Demikian akan berulang ulang terbaca naik turun terus sampai puluhan atau ratusan kali. Kejadian itu terjadi SEPANJANG KABEL ( hanya terjadi jika kondisi impedansi antenna masih reaktif ) meskipun sampai kabel hampir habis anda potong.

KALAU PADA PEMOTONGAN PERTAMA SWR NYA TERBACA SEMAKIN TINGGI : maka setiap kali anda potong lagi , secara bertahap SWR akan terbaca makin tinggi , sampai pada angka tertentu dia akan mencapai puncaknya. Kalau setelah itu pemotongan masih anda lanjutkan , maka SWR secara bertahap akan mulai turun. Demikian seterusnya naik turun naik turun sepanjang coax ( meskipun sampai coax hampir habis “dirajang – rajang”, siklus itu berulang ulang terus ). Letak titik2 dimana ia akan naik atau akan turun itu bisa ditemukan pada Tabel Smith / Smith Chart.

003
Jadi, nilai pembacaan SWR TERENDAH pada kasus pemotong motongan coax semacam itu ( ketika beban antenna masih reaktif ) PASTILAH nilai SWR yang salah / menipu kita.

004
JADI BAGAIMANA CARANYA KALAU MISALNYA KITA MASIH INGIN BISA MENGGELUTI HOBBY MEM”TRIMMING” / PRUNING COAX SEMACAM ITU , AGAR PANCARAN TETAP BISA OPTIMAL ?

Caranya adalah “Kita harus menerapkan hati yang ikhlas” alias “ikhlas berhenti memotong ( secara mendadak ) di titik2 tertentu”. Rinciannya sbb. “

aaa
Mulailah memotong coax sedikit demi sedikit sambil ( pada setiap tahap ) mengamati perubahan SWR nya.

bbb
Tetapi seiap kali pemotongan anda mencapai titik2 tertentu pada coax , yaitu dimana pada titik tsb, panjang coax merupakan “kelipatan ½ lambda effektif dari frekuensi yang sedang digunakan” , maka SEGERALAH BERHENTI DISANA ( TIDAK AKAN MEMOTONG LAGI !! ). Sekarang perhatikanlah angka yang ditunjukkan oleh SWR meter anda.

BERAPAPUN NILAI SWR YANG TERBACA DITITIK ITU ( TINGGI ATAUPUN RENDAH ) , TERIMALAH DENGAN IKHLAS DAN PENUH SYUKUR , bahwa itu adalah nilai SWR yg dihasilkan oleh antenna anda. Nilai disitu ( ataupun disemua titik kelipatan ½ lambda efektif lainnya sepanjang kabel ) PASTILAH SAMA DENGAN NILAI SWR YANG SEBENARNYA , YAITU YANG DITUNJUKKAN OLEH SWR METER JIKA SWR METER ITU ANDA PASANG DI ANTENNA , atau dari antenna melalui perantara sepotong jumper yg panjangnya juga kelipatan ½ lambda effektif.

ccc
Nah . misalkan SWR dititik itu ternyata terbaca 1,9 : 1 ya terimalah dengan penuh kerelaan bahwa memang itulah nilai real “matching” ( maksudnya mismatch ) antenna anda saat itu. Biarlah angka 1,9 : 1 itu tetap terbaca di SWR anda.

Lalu berdasar posisi 1,9 : 1 itulah lakukan penyetelan ulang di antenna anda sampai angka itu pelan2/bertahap turun dan akhirnya anda menemukan nilai SWR terendah yang sebenarnya ( dan tidak selalu / harus mampu mencapai serendah 1 : 1. Sedikit diatas itu nggak apa2 ).

Inilah yang saya maksud dengan metode JIWA YANG IKHLAS itu , yaitu terimalah berapapun nilai SWR anda ketika ( setiap kali ) pemotongan mencapai titik kelipatan ½ lambda elektrik. Tetapi kalau anda benar2 yakin bahwa impedansi antenna anda sudah 50 OHM RESISTIVE ( atau masih reactive namun anda tahu persis kondisi berapa R + jX atau R – jX nya alias kombinasi antara komponen resistive dan inductive/capacitivenya karena anda memiliki alat ukur antenna yang mampu mengukur itu ) ya sebetulnya anda bebas menggunakan coax panjang berapapun.

Yang penting , hati2 , jangan sampai kita ditipu SWR meter.

Propagasi hari ini